RSS

Minggu, 29 Desember 2013

Aku dan "Van Djick"


               "Van Djick" mengumandangkan suatu kalimat yang menurut aku sedikit kontroversial: "Ini adalah pernikahan Kekayaan, Pernikahan Kecantikan dan bukan Pernikahan Cinta." Sejenak, kalimat ini sedikit membuatku terenyuh. Anganku berpacu, memori dan software di kepalaku seakan bekerja lebih berat untuk bisa menganalisis ungkapan dalam "Van Djick" di atas. Aku seakan pergi jauh meninggalkan someone-ku yang duduk termangu-mangu di sampingku, tegang, tertekan dan terpesona menyaksikan indahnya "Van Djick" di layar selebar lapangan basket itu.
               "Ini adalah pernikahan Kekayaan, Pernikahan Kecantikan dan bukan Pernikahan Cinta" terngiang di dalam kepalaku sebagai sebuah kalimat yang pantas untuk direnungkan. Aku mulai dengan mencoba untuk menyoroti kata dan makna dari ungkapan "pernikahan". Kata ini menempati space yang cukup penting di kepalaku. Pernikahan untuk aku secara pribadi adalah sesuatu yang suci dan seharusnya tidak ternodai apa lagi dicurangi. Pernikahan selalu bersifat membahagiakan dan menyatukan, karena berawal dari Cinta, karena Cinta dan untuk Cinta. Pernikahan bukan sekedar ajang pembuktian adanya Cinta melainkan Pernikahan adalah Cinta itu sendiri. Pada mulanya adalah Cinta, Cinta itu menjadi nyata dalam aksi dan reaksi, rasa dan kata, ungkap dan pendam, dan seterunya yang akan berujung pada penyempurnaan cinta. Dalam hal ini aku akan setuju jika Pernikahan dimengerti sebagai Cinta yang teraktualisasi. Namun demikian, Pernikahan tidak selalu mengandaikan adanya Cinta, meskipun seharusnya demikian. Demikianlah perangkat lunak di kepalaku memaknai konsep Pernikahan.
              Sekarang aku ingin sedikit mengulik satu hal tentang Kekayaan. Zaman sekarang kekayaan, kekayaan sepertinya merasuki setiap manusia di dunia ini. Kefanaan dunia seolah kabur oleh cita-cita kekayaan yang diperjuangkan bahkan diagung-agungkan (boleh baca: disembah) oleh manusia-manusia zaman ini. Menurut beberapa sumber yang pernah aku akses, sebagian besar mengatakan bahwa Kekayaan adalah sesuatu yang fine namun menyesatkan bila di salahgunakan. Mungkin aku dapat menyimpulkan bahwa kekayaan adalah suatu cara untuk membuat hidup menjadi lebih hidup, namun kekayaan bukanlah tujuan dari hidup itu sendiri. 
           Untuk melengkapi permenunganku ini, ijinkanlah aku untuk berbicara sedikit tentang Kecantikan. Seorang pemikir Agama yang cukup terkenal, pernah memberikan suatu pembelaan akan imannya pada Tuhan di hadapan orang-orang Atheis yang menanyakan bukti akan adanya Tuhan. Ia mengatakan: "Keindahan dan Kecantikan dunia dan segala isinya adalah gambaran sempurna dari Keindahan dan Kecantikan sang Pencipta Keindahan dan Kecantikan itu sendiri." Aku juga sedikit bingung dengan kutipan kalimat di atas, namun ketika aku membaca secara cermat kalimat itu, hal  yang melintas di pikiranku adalah bahwa kecantikan itu adalah anugerah yang diberikan oleh Tuhan kepada setiap pribadi manusia. Setiap wanita yang menyandang gelar "Cantik" adalah pewaris kecantikan Tuhan yang seharusnya disyukuri, dijaga dan dilestarikan, bukan untuk dieksploitasi atau dicemari. Kecantikan manusia berpartisipasi pada Sumber Kecantikan dan Pemilik Kecantikan yang sesungguhnya yaitu Tuhan. Itulah sedikit yang aku mengerti soal kecantikan.
           "Ini adalah pernikahan Kekayaan, Pernikahan Kecantikan dan bukan Pernikahan Cinta" sekali lagi terngiang di telingaku ketika aku dan my someone duduk berhadapan menikmati hidangan nasi bakar yang harum dan sedap. Sementara organ-organ mulut dan perutku berproses untuk mencerna makanan yang aku santap, software di kepalaku justru perlahan mulai mencerna kalimat di atas. Pernyataan itu membuatku kembali berpikir tentang konsep "Kawin Kontrak" yang beberapa waktu sebelum ini pernah ngetrend  dan menjadi bahan obrolan sengit di antara para warga dan pula di media cetak maupun elektronik. Tindakan menajiskan pernikahan seperti itu adalah suatu tindakan nista yang seharusnya diperangi oleh setiap manusia. Aku secara pribadi menilai bahwa Penistaan Pernikahan seperti itu adalah suatu tindakan pelecehan wanita dan kewanitaan yang melekat dalam diri setiap wanita. Pernikahan yang sekedar berdasar pada Kekayaan dan Kecantikan hanyalah suatu bentuk lain dari pemerkosaan yang dilakukan terhadap wanita atau pria yang menjadi pihak yang dirugikan dalam pernikahan itu. Pernikahan Kekayaan dan Pernikahan Kecantikan semata-mata hanya berdasar pada nafsu bejat orang-orang tertentu yang mencoba untuk melawan kesucian Pernikahan dan kekuatan Cinta yang sesungguhnya. 
           Sebelum aku terlarut dalam pikiranku sendiri tentang Pernikahan yang Memperkosa Cinta, aku membawa kesadaranku pada my someone special yang nampang di depanku dengan sangat elegan. Entah ada angin apa, disaat aku sedang menikmati pemandangan indah sosok di depanku, lewat sebuah pasangan romantis yang kembali mengusik permenunganku tentang pernikahan tadi. Pasangan itu adalah seorang Pria (sang suami) yang bertampang seram dan sangar dengan kulit hitam legam, rambut keriting 'tak beraturan dan sangat mengerikan. Sementara disampingnya, seorang wanita yang sexy dengan tampang keibuan yang menggemaskan, berkulit putih bersih, rambut indah dan wajah yang cantik. Menguntit di belakang pasangan romantis ini, seorang anak laki-laki yang bertampang culun namun terkesan berintelek (tampangnya seperti seorang temanku yang selalu menjadi juara umum selama 6 semester berturut-turut saat aku berada di SMA dulu...., biasa dijuluki: "Si Kutu Buku", "Ensiklopedi Hidup", "The next Einstein" atau "Si anak Mama'') berjalan di belakang mama 'n papanya sambil sesekali berlari kecil agar tidak ketiinggalan jauh di belakang, karena ia sedang memegang sebuah buku tebal dengan judul unik: "Fisika Terapan". Mereka sedang bergegas menuju area "21" tempat aku menyaksikan "Van Djick" tadi. Terlepas dari anak aneh bin ajaib itu, aku berefleksi bahwa pernikahan pasangan yang baru lewat itu kemungkinan besar (sejauh penilaianku yang sangat pribadi) adalah pernikahan yang berdasarkan pada Ciinta. Jika dilihat tampang keduanya, sang Pria dan Wanita itu, tentu saja keduanya sangat kontras dan tidak saling mendukung. Aku sebagai seorang yang selalu ingin ber-positive thinking, mencoba untuk berandai-andai bahwa pernikahan kedua orang itu memang dilandaskan pada Cinta. Cinta tulus dan ikhlas tanpa ada pengaruh kekayaan dan kecantikan tertentu. Kiranya mereka adalah insan-insan mulia yang masih bernurani untuk memperjuangkan arti Cinta yang sesungguhnya yang teraktualisasi dalam Pernikahan yang Suci dan Mulia. Sungguh, Cinta masih ada di dunia ini, meskipun sebagian besar dunia tidak mengenal dan tidak mau mengenal apa artinya Cinta.
            Aku lantas mengarahkan pandanganku pada sosok indah di depanku yang sedang berusaha keras menaklukan kerasnya ayam panggang yang dihidangkan untuknya. Sambil tersenyum aku berkata dalam hati: "semoga kerasnya daging ayam panggang itu mengingatkannya pula akan kerasnya hidup dan kehidupan ini." Di balik aktivitasnya menaklukan daging ayam panggang itu, aku melihat seorang pribadi indah yang di dalam dirinya tampak ada suatu partisipasi aktif dan lansung pada Keindahan dan Kecantikan Tuhan. Kiranya ini adalah bukti dari dialog interaktif yang sering ia lakukan bersama Tuhan dalam doa-doanya. Aku jadi semakin yakin bahwa Keindahan dan Kecantikan alam dan manusia adalah repressentasi paling nyata akan kehadiran Tuhan di dunia ini. Sambil memandang wajah indahnya, bibirnya yang berminyak karena terkontaminasi oleh bumbu ayam panggang yang dari tadi digelutinya, barisan gigi-gignya yang indah dengan berhiaskan beberapa sisa daging ayam panggang yang tersangkut dan belum sempat dicerna dengan baik. Jari-jarinya indah dan lentik yang juga berminyak, dan tatapan dari bola matanya yang seindah mata malaikat, menyadarkan aku bahwa Keindahan dan Kecantikan ini adalah suci dan mulia. Aku lalu berbisik dalam hati: "Tuhan berkati dan lindungilah dia, Permataku yang mungkin akan hilang."

Sabtu, 28 Desember 2013

Tuhan aku bingung………………………..!!!!!!!

Aku hanyalah manusia biasa yang tak bisa hidup sendiri, aku manusia sosial yang butuh teman hidup. Tapi kini aku merasa sendiri, aku tahu Engkau selalu ada dihatiku selamanya. Tuhan, aku bingung dengan keadaan ku ini. Subhanallah pujian yang selalu aku ucapkan ketika aku merasa sendiri. Aku sendiri dalam kehampahan hati. Cintamu kasih sayangmu takkan bisa tergantikan dengan yang lain.
Aku juga sadar dengan keegoisanku, aku mulai mengerti bagaimana menghargai dan mensyukuri akan nikmatmu yang telah Engkau berikan padaku. Hanyalah dengan  menangis dan berdo’a yang bisa melepas beban dalam penakku.

Minggu, 22 Desember 2013

Yang Pertama Dari Aku: HARI INI

Hari ini......
yaa...., pada hari ini...., masih dalam ranah ruang dan waktu yang sama dengan hari-hariku sebelumnya..., aku mencapai suatu titik terbaru dalam hidupku. Titik dimana aku sendiri belum bisa memberi defenisi atau deskripsi apapun tentang titik itu. Satu hal yang dapat aku pastikan tentang pengenalanku akan titik itu ialah bahwa aku sedang melampaui adaku yang sebelumnya. Titik ini adalah bukti sekaligus tanda bahwa aku sekarang bukan aku yang dulu lagi. Adaku yang sekarang adalah pembaharuan atas adaku yang lama.
Hari ini.......
tidak....., bukan hari kemarin, bukan pula hari esok..., aku keluar dari kekurangan dan keterbatasanku, untuk menjawab dan menantang tantangan yang aku buat sendiri... yaa sobat...., aku menantang diriku sendiri.. apakah itu salah...??? apakah itu lelucon untukmu....??? Mungkin ini terasa aneh dan unik di otakmu, namun ini adalah suatu trick yang biasa untukku. Aku menantang diriku untuk melakukan sesuatu yang melampaui kemampuanku sebelumnya... dan hasilnya aku berhasil....
lihatlah sobat... Aku BERHASIL....

Yaaaa..., hari ini aku berhasillllllll........